Suatu hari datang sekelompok budak di kediaman Imam Hasan Bashri. Mereka disambut dengan hangat oleh beliau. Setelah duduk, mereka menyampaikan maksud kedatangannya.
"Majikan, kami memperlakukan kami dengan buruk. Kami memohon agar pada saat khutbah jum'at besok anda medorong orang-orang agar membebaskan budaknya. Supaya kami tidak mengalami perlakuan yang sewenang-wenang lagi"
Beliau mendengarkan dan mengiyakab permintaan para budak itu.
Jum'at demi jum'at berlalu, namun Imam Hasan Bisri tidak segera menyinggung pembahasan budak dalam khutbahnya. Setelah beberapa minggu, akhirnya belia baru menyampaikan keutamaan membebaskan budak dalam materi khutbahnya.
Isi khuutbah beliau memiliki pengaruh yang luar biasa. Setiap orang yang memiliki budak tanpa pikir panjang segera membebaskan budaknya setelah sampai dirumahnya masing-masing.
Setelah beberapa hari, datang lagi para bekas budak yang pernah menyampaikan permohonan pada beliau.Mereka kini telah menjadi manusia berdeka berkat khutbah Imam Hasan Bashri.
Mereka berkata menyampaikan maksud kedatangannya, "Kami kesini tidak untuk mengucapkan terima kasih. Tapi kami datang untuk menumpahkan perasaan marah kepada anda". "Mengapa anda marah kepadaku?" tanya Imam Hasan keheranan.
"Kami dulu itu mengharapkan anda sesegera mungkin menyampaikan yang kami mohon kepada anda. Tapi anda justru menundanya hingga beberapa minggu. Kami sudah tidak sabar wakti itu". Jelas dari salah satu mereka.
"Apakah kalian tahu, kenapa aku menunda menyampaikan permohonan kalian dalam khutbahku?"
"Allah yang Maha Tahu,"jawab mereka.
Beliau menjelaskan,
"Yang aku dakwahkan itu adalah membebaskan budak. Padahal saat itu aku tidak memiliki budak. Aku juga tidak mempunyai uang yang aku gunakan untuk membelinya. Sampai beberapa minggu, baru Allah memberikan pertolongan kepadaku untuk membeli seorang budak, yang kemudian kubebaskan. Pada saat aku sendiri sudah menjalankan, baru aku mengajak dan mendakwahkan hal itu kepada orang lain. Akhirnya orang-orang menjalankan yang aku dakwahkan."
Para bekas budak itu tetunduk malu, menyesali sikapnya yang gegabah dan terlalu cepat berprasangka negatif.
Diterjemahkan dari kitab Anisul Mu'minin Hal.61.
0 Response to "Lakukan Dulu, Baru Nasehatkan!"
Posting Komentar